Welcome to my Blog everyone

Cindy Dwi Yuliandi

Sabtu, 07 Januari 2012

Miskinkah Indonesia?

Pengangguran dan kemiskinan, adalah dua hal yang sepertinya sudah memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kemiskinan pun ternyata masih menjadi permasalahan yang sangat kompleks di negara adidaya seperti halnya  Amerika Serikat. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Amerika Serikat adalah Negara yang sangat produktif dan dikenal sebagai Negara industri yang sudah sangat maju. Tapi mengapa di Negara maju sekalipun kemiskinan masih menjadi permasalahan tersendiri yang hingga detik ini belum terpecahkan? Dalam bukunya The Affluent Society, John Kenneth Galbraith melihat kemiskinan di Amerika Serikat terdiri dari tiga macam, yakni kemiskinan umum, kemiskinan kepulauan, dan kemiskinan kasus.
Setiap Negara sudah pasti menginginkan rakyatnya makmur, sejahtera dan memiliki skill (kemampuan) yang nantinya dapat meningkatkan taraf hidup mereka masing-masing. Karena secara harfiah tujuan dari adanya suatu Negara adalah memakmurkan segenap bangsa dan rakyatnya. Berarti memakmurkan rakyat sudah menjadi suatu kewajiban dan suatu keharusan yang patut dilaksanakan oleh pemerintah.
Sangat ironis sekali negeri yang kaya akan sumber daya alam seperti negara kita ini malah masih berada di garis kemiskinan. Apa mungkin penyebabnya adalah sumber daya manusia di Indonesia yang belum bisa memanfaatkan potensi yang ada? Bagaimana mereka bisa melakukan semua itu bila skill (kemampuan) yang mereka milikipun masih belum cukup?
Skill (kemampuan) sangat menentukan bagaimana seseorang dapat memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang sebagian besar masyarakatnya berada digaris kemiskinan. Kebanyakan orang bermata pencaharian sebagai buruh tani, buruh pabrik, dan pekerjaan-pekerjaan yang hanya berupahkan sedikit. Dengan pendapatan yang minim mereka tetap berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya, berharap kelak mereka tidak akan seperti orangtuanya yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan.
Hal yang benar-benar terlihat sangat jelas adalah munculnya pengangguran di Negara kita adalah berawal dari kemiskinan. Tidak dipungkiri bahwa penduduk di Indonesia sebagian besarnya adalah orang-orang yang berada di garis kemiskinan, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Sehingga tidak aneh jika banyak  dari mereka yang hanya berpenghasilan sedikit. Karena keterbatasan biayalah yang menyebabkan mereka tidak dapat merasakan bangku sekolah ataupun tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Padahal skill (kemampuan) bisa kita dapatkan di sarana pendidikan seperti sekolah. Tapi bagaimana mungkin, untuk makan sehari-haripun mereka hanya mengandalkan tenaga untuk mendapatkan sesuap nasi.
Pengangguran yang disebabkan oleh faktor kemiskinan setidaknya hampir mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia. Tidak hanya karena faktor kemiskinan, tetapi faktor terbatasnya lahan pekerjaan yang tersedialah orang-orang yang malah berasal dari lulusan perguruan tinggi perguruan tinggi ternama menjadi pengangguran juga. Memiliki ijazah, skill (kemampuan), dan berasal dari lulusan perguruan tinggi ternama saja sudah sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Apalagi dengan orang-orang yang menganggur karena tidak memiliki skill (kemampuan) karena tidak berkesempatan mengenyam pendidikan? Mungkin  mereka akan lebih sulit untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.
Perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja pun pastinya memilih orang dengan tingkat pendidikan tinggi, pengalaman, dan kualitas pada diri seseorang. Karena tidak seimbangnya struktur lapangan kerja yang ada kalangan orang-orang kurang mampu menjadi tidak memiliki kesempatan untuk memiliki pekerjaan. Lapangan kerja yang mendominasi hanyalah lapangan pekerjaan yang membutuhkan orang-orang berkualitas saja sehingga lapangan kerja yang sesuai untuk orang-orang yang minim pendidikan sangat terbatas. Teori ekonomi mengatakan bahwa untuk memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi,dan mengembangkan teknologi. Tapi dalam praktek maupun pengaplikasiannya memang tidak semudah itu.
Besarnya angkatan kerja di Indonesia akhir-akhir ini  tidak seimbang dengan kesempatan kerja yang tersedia. Buruh, petugas kebersihan, supir, pengamen jalanan hingga pemulung adalah pekerjaan yang banyak ditekuni oleh orang-orang yang memang kehilangan kesempatan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar